WONOASIH
- Ratusan warga yang berkumpul sejak pagi di Lapangan Sepak Bola
Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih langsung berlari mengejar dan
berebut dua gunungan bawang merah, Minggu (6/7) pagi. Momen ini yang
paling ditunggu-tunggu dalam satu rangkaian Kedungasem Culture Festival
tahun ini.
Bawang merah merupakan komoditas
kebanggaan Kedungasem. Begitu gunungan diarak ke tengah lapangan, warga
pun langsung menyerbu. Tua, muda, semua antusias ingin membawa pulang
sebagian kecil dari berkah bumi mereka.
Tapi
festival ini bukan cuma soal gunungan. Berbagai pertunjukan seni dan
budaya juga ditampilkan. Ada Reog, musik tradisional Dug-dug, Tari
Kolosal, parade busana daur ulang, hingga pertunjukan silat. Warga juga
bisa menikmati jajanan kuliner dari UMKM warga setempat.
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin
menyampaikan bahwa acara seperti ini tidak hanya memperkuat identitas
budaya, tapi juga berdampak langsung pada ekonomi warga. Banyak pelaku
UMKM yang menjajakan produk makanan, minuman, dan sayuran di festival
ini.
“Ini menandakan suatu kekompakan warga
Kedungasem, dan sesuai dengan apa yang sudah saya dan Wakil Wali Kota
canangkan, yaitu Probolinggo Bersolek. Kita ingin ada efek bagi
masyarakat, yaitu ekonomi. Banyak yang berjualan di sini, banyak
tenan-tenan sehingga akan membuat masyarakat sejahtera,” ungkapnya.
Lurah Kedungasem, Yuda Pratama,
menjelaskan bahwa festival ini memang dirancang untuk mengembangkan
wisata dan ekonomi warga, sekaligus bentuk pelestarian budaya.
“Ini
keseniannya asli dari warga Kedungasem melalui penampilan seni
tradisional serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kebudayaan dan pariwisata secara gotong royong,” katanya.
Menariknya, pengembangan festival ini
melibatkan banyak pihak, mulai dari pelaku UMKM, Kelompok Masyarakat
(Pokmas) Parcajeh, hingga pelajar. Selain Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Ina Dwi Lestari, tampak hadir pula Camat Wonoasih Deus Nawandi,
Danramil, Kapolsek, RT, RW, LPM, serta tokoh masyarakat. (uby/pin)