Mayangan –
Kelurahan Wiroborang menjadi jujugan yang ke-17 dalam program dr Amin
berkantor di kelurahan. Wali Kota Probolinggo ini disambut hangat oleh
Ketua RT dan Ketua RW serta masyarakat setempat yang ingin berinteraksi
dengannya, Kamis siang (20/3).
Diawali dengan paparan dari Lurah
Wiroborang Firman Wigahadi tentang berbagai potensi dan prestassi yang
telah diraih selama ini. Penjelasan yang disampaikan cukup detail,
termasuk bagaimana kekompakan warganya dalam menggerakkan perekonomian
di lingkup kelurahan tersebut.
“Ini
salah satu kelurahan yang patut menjadi percontohan, ditambah lagi
keberadaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang mampu mengelola
keuangan dengan baik. Dengan nominal sebesar Rp 1,2 M yang bisa
mendukung perekonomian bagi warga. Selain permodalan bagi UMKM,
sekaligus meminimalisir warga menggunakan bank titil,” ujarnya.
Bukan hanya itu, inovasi dan
kreatifitasnya juga diapresiasi oleh dr Amin. Ada beberapa event dan
tempat yang menjadi unggulan, diantaranya Borang Festival, Kampung PHBS,
Petis Mas Dalang, KTS Wirosecang, Amsterdam, KRPL/P2L Pelangi, Kampung
Ramah Anak, Big Bos dan Kesenian Sawunggaling.
Nama yang unik memancing kepala daerah
itu bertanya lebih lanjut, contohnya Amsterdam yang merupakan akronim
Area Manfaat Saluran Terbuka Dam. Karena namanya merupakan nama Ibukota
di Belanda. “Apakah ada pernak pernik yang berhubungan dengan negara
itu?. Saya malah berpikir bagaimana jika tugu kincir angin kita pindah
di sana sekalian. Dengan begitu lebih menarik dikunjungi,” imbuhnya.
dr Amin mengapresiasi berbagai upaya
Pokdarwis dalam mengembangkan potensi wisata di daerahnya. Ia berharap
semuanya bisa berkelanjutan dan memiliki manfaat sehingga mampu
menggerakkan perekonomian warga sekitar. Karena mempercantik lingkungan
semacam ini merupakan bagian dari program Probolinggo Bersolek.
Dalam
kesempatan itu, warga yang hadir juga diberi kesempatan untuk
berinteraksi. Salah satu saran yang diutarakan oleh Ketua RT 09 RW 03,
Samsul Agus meminta agar pihaknya dilibatkan saat pendataan warga yang
masuk DTKS. Harapannya apabila ada bantuan bisa tepat sasaran dan ia
tidak disalah oleh warganya. Ia juga meminta keberadaan ambulans bisa
standby di kelurahan untuk mempermudah warga saat dibutuhkan. Beberapa
warga juga menginginkan bisa ngopi tanpa formalitas untuk bisa menampung
aspirasi mereka.
Dari berbagai saran dan masukan warga
akan ditindaklanjuti oleh kepala daerah itu. Ia juga memotivasi agar
masing-masing RW memiliki iniasitif dalam mengembangkan dan memajukan
lingkungannya. Turut mendampingi kegiatan itu Kepala Bappeda Litbang
Diah Sajekti, Camat Mayangan Agus Dwiwantoro serta seluruh perangkat
kelurahan dan TP PKK setempat. (yul/pin)