KANIGARAN
- Sebanyak delapan orang perwakilan ojek online (ojol) dari empat
platform berbeda—Grab, Gojek, Maxim, dan Shopee Food— audiensi dengan
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, Minggu (31/8) siang di ruang
transit Kantor Wali Kota Probolinggo.
Dalam forum tersebut, Junaidi,
perwakilan dari GrabBike, menyampaikan sejumlah aspirasi yang mewakili
rekan-rekannya sesama pengemudi ojol di Kota Probolinggo. Ia
mengutarakan empat poin penting dalam audiensi tersebut.
Pertama,
Junaidi menyoroti persoalan titik jemput penumpang yang berada terlalu
jauh dari Terminal Probolinggo, yakni sekitar satu kilometer. Hal ini
menyulitkan penumpang yang harus berjalan kaki cukup jauh. Di sisi lain,
ketika pengemudi ojol mencoba mendekat ke terminal, mereka kerap
menghadapi konflik dengan ojek pangkalan (opang) yang merasa wilayahnya
terganggu.
Kedua, komunitas ojol di Probolinggo
menyatakan kesiapan mereka untuk menjadi mitra strategis pemerintah
dalam menyosialisasikan berbagai program Pemerintah Kota Probolinggo.
Ketiga, Junaidi mengusulkan adanya
program yang mendorong ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menggunakan
jasa ojol setidaknya sekali dalam seminggu. Menurutnya, hal ini dapat
membantu mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan, sekaligus menekan
tingkat polusi udara.
Keempat, ia juga menyinggung aksi damai
yang dilakukan para ojol sebagai bentuk solidaritas atas insiden yang
menimpa Affan Kurniawan, pengemudi ojol di Jakarta. Junaidi menekankan
pentingnya menjaga kedamaian dan kondusivitas di kota agar kegiatan
masyarakat dan para ojol tetap berjalan lancar.
Junaidi menambahkan bahwa para ojol
tidak hanya mengantarkan penumpang dan makanan, tetapi juga turut
menjadi penyambung aspirasi masyarakat. "Kami sering menerima keluhan
dan masukan dari para pelanggan, khususnya terkait layanan dan fasilitas
transportasi daring," katanya.
Wali
Kota Aminuddin menyambut baik aspirasi yang disampaikan dan membuka
ruang komunikasi yang lebih luas antara pemerintah dan komunitas ojol.
Ia menegaskan pentingnya menciptakan situasi kota yang kondusif demi
mendukung program Probolinggo Bersolek.
“Ke depan saya yakin teman-teman
memiliki prospek yang baik. Kami telah membangun sentra kuliner,
memperbaiki kondisi Alun-alun, bekerja sama dengan PT KAI untuk moda
transportasi komuter, hingga memfasilitasi wisatawan ke Bromo dan Bali,”
ujar Aminudin. Ia juga menyinggung pentingnya komunikasi sebagai dasar
pengambilan kebijakan yang efektif.
Audiensi ini menjadi langkah awal yang
positif dalam membangun sinergi antara pengemudi ojek online dan
Pemerintah Kota Probolinggo demi menciptakan kota yang ramah, aman, dan
inklusif bagi semua. (dy/fa)