KADEMANGAN
- Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Lingkungan Hidup memiliki
cara yang unik dan kreatif dalam mengedukasi masyarakat terutama dalam
persoalan mengurangi sampah. Melalui event ‘Beautea Light Festival’ yang
diselenggarakan di Taman Semeru, event sederhana dengan konsep santai
sambil nge-teh dihiasai dengan kerlap-kerlip hiasan lampu taman pada
Jum'at (23/05) malam itu ternyata dapat memikat daya tarik masyarakat.
Dengan menggandeng Tim Penggerak PKK
Kecamatan yang ikut serta dalam ajang kreativitas pembuatan lampu hias
daur ulang sampah botol, event ini mendapatkan perhatian serius dari
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo dr. Evariani. Pada event itu,
Tim Penggerak PKK di 5 Kecamatan memanfaatkan sampah rumah tangga
sebagai kreasi yang menarik, dan bernilai ekonomis. Salah satunya
melalui kreasi lampu hias dalam botol yang estetik.
dr. Evariani sangat terkesima dengan
hasil karya ibu-ibu PKK yang menghasilkan lampu hias artistik dari sisa
bekas sampah. Bahkan meskipun gerimis, tidak menyurutkan Ketua Tim
Penggerak PKK Kota Probolinggo untuk berkeliling melihat segala sisi di
Taman Semeru yang cantik penuh dengan hiasan lampu-lampu.
Dalam
sambutannya, dr. Evariani sangat mengapresiasi kegiatan ini, pasalnya
tidak hanya sebagai edukasi masyarakat tetapi juga dapat menarik simpati
masyarakat memanfaatkan ruang hijau terbuka sebagai sarana edukasi
wisata keluarga.
Ia mengingnkan adanya ruang hijau
terbuka semacam itu di setiap kelurahan, dapat dimanfaatkan sebagai
destinasi wisata keluarga dengan konsep yang ramah lingkungan dan
nyaman, diharapkan menjadi tempat ideal bagi masyarakat untuk berkumpul
dan beraktivitas.
"Ketika setiap kelurahan memiliki
potensi seperti ini, maka akan banyak tempat edukasi wisata keluarga.
Kalau kita hanya mengandalkan pemkot turun langsung dalam membangun dan
menangkap peluang itu tanpa adanya respon dari masyarakat, maka akan
terbuang sia-sia. Tapi sekarang dibalik, bagaimana setiap wilayah di
kelurahan itu berkembang tapi yang menggerakkan masyarakatnya.
Masyarakat yang masuk ke dalam suatu sistem, masyarakat membuat sistem
prosedur pemeliharaan dan bagaiamana mengatur pendapatan dan
penghasilkan," ujar dr. Evariani.
Menurutnya, jika bisa direalisasikan,
pemerintah akan memberikan support. Dengan konsep serupa, akan banyak
potensi dan perubahan yang terjadi. Sekaligus memberkan pemasukan
finansial ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, ia juga ingin
memberdayakan perempuan sebagai pelopor perubahan dengan turut serta
menjadi garda terdepan di lingkup keluarga dalam mengurangi penggunaan
sampah plastik dari sumbernya dengan mengolah sampah plastik menjadi
barang bernilai ekonomi.
“Naah,
bisa kita lihat juga, ternyata lampu hias di taman semeru ini hampir
sama dengan inovasi kreatifitas ibu-ibu hebat yang membuat lampu hias
dari botol yang hasilnya sangat estetik dan artistik, hal semacam ini
pasti akan memberikan dampak positif dari sisi ekonomi. Harapan saya,
bisa memunculkan komunitas baru daur ulang dari organisasi wanita dan
kita mulai dulu dengan Ibu-ibu PKK. Sebagai upaya kita bersama dalam
meningkatkan kesadaran dan peran serta semua phak terutama kaum
perempuan dalam mengurangi sampah,” jelasnya.
Salah satu peserta kreasi lampu hias,
Sri Lestari Agus Dwi Wantoro yang juga Ketua PKK Kecamatan Mayangan
bersama timnya juga terlihat sangat semangat dalam memeriahkan ajang
itu.
Ia mengaku sangat beryukur mendapatkan
ilmu baru yang dapat dipraktekkan bersama dengan ibu-ibu anggota PKK
lainnya. Dengan membuat lampu hias artistik dari botol bekas sirup kaca
atau botol kaca bekas jamu itu, Ia manfaatkan menjadi hiasan lampu yang
artistik.
“Ini juga bagus untuk hadiah ataupun
hiasan di rumah, cara bikinnya ya lumayan harus telaten dan fokus untuk
bisa menghasilkan lampu hias ini, tadi kita mulai dari jam 6 petang
mbak, ditemani gerimis tapi Alhamdulillah dapat kita selesaikan,”
ucapnya. (dev/pin)