KANIGARAN –
Dalam rangka memperingati 1 Muharam 1447 Hijriah, Sanggar Seni Mardi
Budoyo menggelar Kirab Pusaka 2025 pada Sabtu (5/7) sore. Kegiatan yang
dipusatkan di depan Kantor Kelurahan Tisnonegaran di Jalan Letjen Sutoyo
itu berlangsung meriah dan sarat nilai budaya. Kirab ini dibuka
langsung oleh Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, didampingi Ketua TP
PKK dr. Evariani dan Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari.
Di hadapan masyarakat yang menyaksikan
kirab, Wali Kota dr. Amin menyampaikan bahwa benda pusaka yang
ditampilkan merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya Kota
Probolinggo. Menurutnya, benda-benda tersebut patut dihargai dan
dilestarikan sebagai warisan leluhur.
"Sehingga
memang hal ini harus kita jaga, kita budayakan untuk terus
dilestarikan. Kirab ini artinya kita hormati, tentu ada semacam perilaku
atau upacara sebelum benda-benda pusaka ini dikirab," kata dr.
Aminuddin.
Wali kota juga menyampaikan dukungannya
agar kegiatan kirab pusaka ini bisa digelar secara rutin. Selain sebagai
bentuk pelestarian budaya, kirab juga menjadi daya tarik wisata budaya
di Kota Probolinggo.
"Karena ini tidak hanya kita pandang
menghormati akan pentingnya pusaka-pusaka tersebut, tetapi juga menjadi
salah satu daya tarik wisata bagi mereka-mereka yang memahami akan
sejarah pusaka-pusaka tersebut," jelas wali kota.
Ketua pelaksana kegiatan, Suherman,
menjelaskan bahwa kirab pusaka ini merupakan wujud rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat bagi masyarakat.
"Kirab
Pusaka mempunyai makna mendalam yaitu sebagai simbol penghormatan,
refleksi diri serta suatu wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
juga mencerminkan kebersamaan gotong royong, guyub rukun, dan harmoni
alam," terangnya.
Dalam kirab tersebut, sebanyak 37 pusaka
diperkenalkan kepada masyarakat. Lima diantaranya merupakan koleksi
dari Museum Kota Probolinggo, yaitu Keris Rogonolo, Keris Pendeto
Semedi, Tombak Pendeto Semedi, Keris Pamor Tumbal Jimat (Sedang), dan
Keris Pamor Tumbal Jimat (Besar). Selain kirab pusaka, sejumlah kesenian
tradisional turut memeriahkan acara, seperti Tari Lenggang Probolinggo,
Tari Jaran Bodhag, Tari Cucuk Lampah, Gamelan, hingga Reog.
Salah
seorang penonton kirab, Sandi, mengaku terkesan dengan penampilan
budaya yang ditampilkan. Sebagai generasi muda, dirinya berharap agar
tradisi seperti ini terus dijaga dan dilestarikan di Kota Probolinggo.
“Bagus, sebagai pelestarian budaya juga.
Edukasi buat yang anak muda itu biar lebih tahu budaya Kota
Probolinggo, Semoga budaya-budaya kita tidak hilang, tetap terus ada,"
harap Sandi warga Tisnonegaran itu.
Acara kirab ini terselenggara berkat dukungan Kelurahan Tisnonegaran dan Paguyuban Purwa Ayu Mardi Utomo (PAMU). (dp/pin)