Wonoasih -
Pemerintah Kota Probolinggo bekerja sama dengan Lembaga Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kembali menggelar sosialisasi
mengenai Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU
PPT). Pada hari kedua pelaksanaan kegiatan tersebut, acara bertajuk
"PPATK Mengajar Goes to SMAN 3 Kota Probolinggo" berlangsung di halaman Wahana Cipta Nugraha, SMAN 3 Wonoasih pada Kamis (23/1).
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 100
siswa kelas XI yang terbagi dalam empat kelompok. Dalam diskusi
kelompok, para siswa diminta untuk berdiskusi guna pemecahan suatu
masalah.
Kepala
SMAN 3, Khoirul Anam, dalam sambutannya mengungkapkan pengalamannya
sebelum mengenal PPATK. Ia mengakui sebelumnya tidak memahami apa itu
PPATK. “Saya bertanya-tanya apa itu PPATK, saya sendiri enggak paham
PPATK. Ternyata setelah ada zoom tanggal 8 Januari, kami baru mulai
sedikit mengenal apa itu PPATK. Dan ternyata PPATK itu lembaga yang
kece, yang keren,” ujarnya.
Khoirul menilai PPATK sebagai lembaga
yang luar biasa karena penggunaan teknologi dan informasi yang sangat
canggih dalam memantau transaksi keuangan. “Di PPATK semua transaksi
mengandalkan teknologi dan informasi yang sangat luar biasa,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat
meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya integritas dalam
transaksi keuangan yang sehat sejak usia dini. “Kami berharap dari ada
PPATK Mengajar ini, para siswa dapat mengembangkan keterampilan yang
analitis dan kritis, siswa dapat dibantu untuk mengidentifikasi dan
melaporkan aktivitas keuangan yang mencurigakan, kemudian siswa menjadi
lebih sadar tentang pentingnya integritas dan transparansi transaksi
keuangan,” harapnya.
Kepala
Dispendikbud Siti Romlah mewakili Penjabat Wali Kota M. Taufik
Kurniawan, sekaligus merupakan Kabiro Umum PPATK mengungkapkan bahwa
acara PPATK Mengajar ini merupakan kesempatan yang sangat langka. “Ini
merupakan kesempatan yang sangat langka, bahkan selama saya menjadi guru
dan selama saya di Dinas Pendidikan, baru kali ini PPATK Mengajar di
Kota Probolinggo,” ujarnya.
Siti Romlah berharap apa yang
disampaikan oleh PPATK Mengajar dapat menjadi bekal berharga bagi para
peserta didik dan seluruh kalangan akademisi untuk bersama-sama
melakukan upaya pencegahan agar tidak sampai melakukan tindakan
pencucian uang, apalagi pendanaan terorisme. “Kami berharap apa yang
disampaikan oleh PPATK Mengajar ini bisa menjadi bekal untuk kita semua,
khususnya para siswa, untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan,
agar tidak sampai melakukan tindakan pencucian uang, apalagi pendanaan
terorisme,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pemberdayaan
Kemitraan APU PPT PPATK Supriadi, menegaskan bahwa kegiatan ini
merupakan bagian dari rangkaian edukasi publik tentang pencucian uang
yang dapat merusak integritas perekonomian.
“Dalam
rangka membangun kepekaan sosial dalam tindakan pidana pencucian uang
di kalangan generasi muda. Di mana tindak pidana pencucian uang ini
dapat merusak integritas perekonomian karena pelaku akan memperkaya
dirinya dari hasil tindak pidana yang diperoleh,” urainya.
Lebih lanjut, Supriadi mengungkapkan
bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilaporkan oleh PPATK, profil
usia mahasiswa dan pelajar memiliki risiko tinggi terpapar kejahatan
pencucian uang. “Itulah alasan yang mendorong kami, jauh-jauh datang
dari Jakarta datang ke sini ingin benar-benar menyampaikan terkait apa
itu pencucian uang. Nanti akan dibekali oleh kakak-kakak yang ada di
sini, kesempatan yang baik ini harus dimanfaatkan karena masih banyak
kota-kota yang lain juga memerlukan kerjasama ini,” jelasnya. (dy/uby)