MAYANGAN -
Pemkot bersama BPJS Ketenagakerjaan Cabang Probolinggo kembali
menyalurkan santunan Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp 42 juta kepada
ahli waris almarhum Baidowi, yakni Endang. Endang merupakan istri dari
Baidowi, Ketua RW 1 Kelurahan Sukabumi, yang meninggal dunia pada bulan
Januari lalu. Penyerahan santunan secara simbolis dilakukan oleh Wali
Kota Probolinggo, dr. Aminuddin bersama Kepala BPJS Ketenagakerjaan
Nurhadi Wijayanto, pada Jumat (21/3) siang di rumah duka Jalan Wijaya
Kusuma GG III Kelurahan Sukabumi.
Kedatangan dr. Amin disambut Endang
bersama kedua anaknya serta beberapa pengurus lembaga kemasyarakatan
kelurahan setempat. Dalam kesempatan tersebut, wali kota menyampaikan
rasa duka cita serta ucapan terima kasih kepada keluarga atas pengabdian
almarhum Baidowi dalam melayani masyarakat dan pemerintah kota.
"Tentu saya mengucapkan terima kasih
atas segala darma bakti dari almarhum Bapak Baidowi selaku RW yang sudah
tentu melayani masyarakat secara baik, ini bentuk perhatian pemerintah
dan BPJS Ketenagakerjaan," jelasnya.
Terkait
program JKM, orang nomor satu di Kota Probolinggo itu menegaskan bahwa
kerja sama antara pemkot dan BPJS Ketenagakerjaan akan terus berlanjut.
Program ini dinilai memberikan manfaat besar bagi pekerja dan
keluarganya. "Akan kita teruskan, artinya betul-betul ini dirasakan oleh
nyonya almarhum, ini sesuatu yang sangat bermanfaat untuk mereka
menyikapi kehidupan setelah almarhum tidak ada lagi," pesannya.
Melihat besarnya manfaat yang diterima
oleh ahli waris, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Probolinggo mengimbau
masyarakat pekerja lainnya agar dapat menjadi peserta aktif BPJS
Ketenagakerjaan. "Dan harapan kami secara keseluruhan masyarakat pekerja
di Kota Probolinggo ini bisa menjadi peserta aktif BPJS
Ketenagakerjaan," harap Nurhadi.
Sementara itu, Endang menyampaikan
ucapan terima kasih atas perhatian pemkot dan wali kota kepada
keluarganya. Ia berencana menggunakan uang santunan yang diterima untuk
membiayai pendidikan anaknya yang masih berkuliah.
”Anak saya kan masih kuliah, untuk biaya
hidupnya, sebagian disimpan, kalau makan ditanggung anak saya, dibantu
anak saya, disimpan untuk hari tua saya,” terang Endang yang sehari-hari
berjualan kopi di depan rumahnya itu. (dp/pin)