Probolinggo –
Senin (17/3), suasana khidmat dan penuh keberkahan terasa di halaman
Masjid Agung Raudatul Jannah saat Pemerintah Kota Probolinggo menggelar
Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Nuzulul Qur’an. Acara ini menjadi
momentum bagi masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah,
sekaligus mempererat ukhuwah Islamiyah di bulan suci Ramadan.
Meski sore itu gerimis turun membasahi
bumi, semangat dan antusiasme para jamaah tetap tinggi. Mereka hadir
dengan penuh ketulusan, menyambut malam turunnya Al-Qur’an dengan
lantunan ayat suci dan tausiyah yang menggetarkan hati.
Hadir
dalam majelis yang penuh makna ini Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin,
Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, serta jajaran forum koordinasi
pimpinan daerah (Forkopimda). Turut hadir pula Sekretaris Daerah Kota
Probolinggo Ninik Irawibawati, Ketua TP PKK dr. Evariani, pimpinan
Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta
berbagai tokoh masyarakat dan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota
Probolinggo.
Dalam sambutannya, Wali Kota
Aminuddin mengungkapkan rasa terima kasih kepada Majelis Taklim Masjid
Agung Raudatul Jannah, yang telah dengan sabar menyesuaikan agenda demi
terselenggaranya acara penuh keberkahan ini. Ia juga menyoroti
pentingnya menjaga keharmonisan masyarakat di bulan Ramadan.
“Alhamdulillah, bulan Ramadan di Kota
Probolinggo berlangsung dengan aman dan kondusif. Ini adalah bukti nyata
dari kuatnya kerukunan antara ulama, umara, serta seluruh komponen
masyarakat. Semoga keberkahan ini terus menyertai kita semua,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam kehidupan.
“Mari
kita ambil hikmah dari turunnya Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita akan senantiasa mendapatkan
petunjuk Allah, hidup dalam ketenangan, serta meraih kebahagiaan di
dunia dan akhirat,” tambahnya.
Suasana semakin syahdu ketika KH. Abdul
Malik Sanusi dari Situbondo menyampaikan tausiyahnya. Dengan suara yang
teduh, ia mengajak seluruh jamaah untuk merenungkan makna Ramadan
sebagai bulan perubahan dan peningkatan kualitas diri.
“Jika ingin meraih kemuliaan, maka
bersungguh-sungguhlah dalam menjalani ibadah Ramadan. Puasa bukan
sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi sarana untuk
membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah, serta meningkatkan
derajat keimanan kita,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya
memperbanyak zikir, selawat, dan membaca Al-Qur’an, karena di bulan suci
ini segala doa akan dikabulkan dan pahala dilipatgandakan.
“Jangan sia-siakan kesempatan ini.
Jadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperbanyak
ibadah, dan semakin mendekat kepada Allah. Dengan kebersamaan dan
keikhlasan, kita bisa membangun Kota Probolinggo yang lebih baik tanpa
adanya perbedaan,” pesannya.
Sebagai
bentuk kepedulian sosial, acara ini juga diisi dengan pemberian bantuan
sosial kepada 310 marbut masjid di Kota Probolinggo, masing-masing
menerima Rp.400 ribu per orang. Selain itu, dilakukan pula penyerahan
sertifikat wakaf untuk masjid dan musala, sebagai wujud nyata penguatan
syiar Islam di Kota Probolinggo.
Acara ditutup dengan doa bersama,
dipimpin oleh para ulama, memohon agar Ramadan ini membawa keberkahan
bagi seluruh warga Kota Probolinggo. Suara lantunan doa menggema di
halaman masjid, menciptakan suasana yang begitu damai dan penuh
ketenangan.
Dengan terselenggaranya pengajian ini,
diharapkan nilai-nilai Al-Qur’an semakin tertanam dalam kehidupan
masyarakat. Ramadan bukan sekadar ritual, tetapi menjadi momentum
spiritual untuk semakin mendekat kepada Allah dan memperkuat
persaudaraan antar sesama. (vv/uby)