MAYANGAN –
Aula Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota
Probolinggo menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi
Peningkatan Peran Disabilitas dalam Kehidupan Berdemokrasi, yang secara
resmi dibuka oleh Wali Kota Probolinggo, dr. H. Aminuddin, pada Rabu
(23/7). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya demokrasi yang
inklusif.
Wali Kota Aminuddin menegaskan
komitmennya untuk menjadikan Kota Probolinggo sebagai kota yang inklusif
dan ramah bagi semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang
disabilitas. “Kota inklusif berarti kota untuk semua. Kita akan
melibatkan semua elemen masyarakat dalam proses pembangunan, termasuk
teman-teman disabilitas,” tegasnya.
Ia
juga memaparkan langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah kota
dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif sejak awal masa jabatannya.
“Kami sudah mulai sejak saya dilantik untuk mengintegrasikan teman-teman
disabilitas dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan dan politik.
Kota Situbondo sudah menjadi contoh kota ramah disabilitas, dan kami
ingin Probolinggo mengikuti jejak tersebut,” ujarnya.
Dalam bidang pendidikan, Wali Kota
Aminuddin menjelaskan bahwa lebih dari 200 guru telah dilatih secara
khusus untuk menangani siswa disabilitas di tingkat dasar dan menengah.
“Kami telah melatih lebih dari 200 guru untuk menangani siswa
disabilitas, agar mereka tidak terisolasi dalam proses pendidikan di
tingkat dasar dan menengah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Aminuddin berharap
penyandang disabilitas dapat semakin aktif dalam dunia politik dan
demokrasi. “Kami ingin teman-teman disabilitas tidak hanya sekadar
hadir, tetapi berperan aktif dalam setiap proses demokrasi. Di masa
depan, saya berharap kita bisa melihat lebih banyak wakil dari
disabilitas di DPRD atau bahkan di tingkat legislatif nasional,”
tuturnya.
Aminuddin juga mengingatkan agar tidak
ada lagi persepsi negatif terhadap disabilitas yang datang ke instansi
pemerintah. “Sering kali masyarakat memandang mereka hanya ingin meminta
bantuan. Padahal, mereka juga ingin berdiskusi dan berpartisipasi dalam
membangun demokrasi kita,” ungkapnya.
Sementara
itu, dalam laporannya, Kepala Bakesbangpol, Muhammad Son Haji
menjelaskan bahwa kegiatan ini mengusung perspektif gender, dengan fokus
pada peningkatan peran disabilitas dalam proses demokrasi di Kota
Probolinggo. “Kami mengundang 50 orang penyandang disabilitas dari
seluruh kota. Meskipun terbatas, ini adalah langkah awal untuk
menciptakan kota yang lebih inklusif,” ujar Muhammad Son Haji.
Sosialisasi ini juga menghadirkan
narasumber dari DPRD dan Dewan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum
(KPU), yang memberikan wawasan mengenai pentingnya partisipasi
disabilitas dalam politik dan pemerintahan. Acara ditutup dengan sesi
diskusi interaktif antara penyandang disabilitas dan para narasumber.
Dengan kegiatan ini, diharapkan Kota
Probolinggo dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menciptakan
pemerintahan yang lebih inklusif dan demokratis. (es/uby)