Probolinggo Film Festival 2025, Panggung Kreativitas Lokal Karya Anak Bangsa

Stadion Bayuangga, Selasa (30/9) malam, berubah menjadi panggung gemerlap bagi para insan perfilman muda dalam Malam Penganugerahan Probolinggo Film Festival (PROFEST) 2025. Sebanyak 23 peserta terdiri dari 11 peserta di kategori pelajar dan 12 peserta di kategori umum, menjadi bagian dari perhelatan akbar dalam rangka Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo.

MAYANGAN - Stadion Bayuangga, Selasa (30/9) malam, berubah menjadi panggung gemerlap bagi para insan perfilman muda dalam Malam Penganugerahan Probolinggo Film Festival (PROFEST) 2025. Sebanyak 23 peserta terdiri dari 11 peserta di kategori pelajar dan 12 peserta di kategori umum, menjadi bagian dari perhelatan akbar dalam rangka Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo.

Acara ini merupakan puncak rangkaian pelatihan dan kompetisi film pendek yang diselenggarakan Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), bekerja sama dengan BPC HIPMI Kota Probolinggo.

“Pemerintah Kota Probolinggo mendukung penuh perkembangan literasi sinema melalui festival ini. Film adalah sarana strategis untuk menggali dan mengangkat potensi sejarah, budaya, dan pariwisata lokal,” ujar Wali Kota dr Aminuddin dalam sambutannya.

Aminuddin menyoroti kekayaan sejarah Kota Probolinggo seperti motif batik, kisah Kali Banger, hingga peristiwa agresi militer, yang menurutnya sangat penting didokumentasikan dalam bentuk film pendek. Ia juga menegaskan harapannya agar PROFEST terus berkembang hingga ke tingkat internasional.

“Kami ingin karya anak muda Kota Probolinggo bisa menembus festival bergengsi dunia, bahkan Cannes, sehingga nama Kota Probolinggo harum di kancah global,” tandasnya.

Ketua BPC HIPMI Kota Probolinggo, Yuki Riezki Letjesiando, menegaskan bahwa PROFEST merupakan agenda tahunan yang lahir dari kolaborasi erat antara HIPMI dan Pemerintah Kota Probolinggo.

“Ekonomi kreatif, film, seni, kuliner adalah lokomotif penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah. HIPMI berkomitmen mendorong kolaborasi lintas sektor, membangun jejaring dan investasi, serta mengintegrasikan kreativitas dengan kewirausahaan. Harapan kami, Probolinggo bukan sekadar kota transit, tapi kota kreatif yang melahirkan peluang usaha,” ungkapnya.

Sementara, Sekretaris Disperinaker Kota Probolinggo, Rachma Nurcahyarini, melaporkan giat ini diawali dengan pelatihan teknis dasar perfilman yang membekali peserta pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan karya berkualitas dengan berakar pada kearifan lokal.

“PROFEST 2025 mengusung tema Probolinggo dalam Bingkai Cerita dan menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam membangun ekosistem industri kreatif yang berdaya saing, berbudaya, dan berkelanjutan,” jelasnya.

Ia memaparkan tahapan kegiatan mulai dari sosialisasi, workshop, pendaftaran, hingga penayangan nominasi, yang akhirnya bermuara pada malam penganugerahan ini. “Sebanyak 23 peserta berhasil menunjukkan karya terbaiknya dan kini saatnya kita berikan apresiasi,” tambahnya.

Malam penganugerahan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, melainkan juga ruang apresiasi dan pembuktian bahwa generasi muda Kota Probolinggo memiliki potensi besar dalam perfilman. Dengan dukungan penuh pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak, PROFEST 2025 menjadi pijakan penting menuju ekosistem kreatif yang berdaya saing, berbudaya, sekaligus mampu membawa Kota Probolinggo menuju panggung internasional.

Hadir dalam kegiatan ini, Wakil Wali Kota Probolinggo, Ina Dwi Lestari, Ketua TP PKK dr. Evariani, jajaran forkopimda, Pj. Sekda Kota Rey Suwigtyo, para asisten dan staf ahli, Kepala Perangkat daerah di lingkungan Pemkot Probolinggo dan para sineas muda yang menjadi peserta dalam PROFEST 2025. (mir/pin)


LINK TERKAIT