KANIGARAN –
Wakil Wali (Wawali) Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari menghadiri giat
yang digagas PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan
Bali melalui UTD PLN Probolinggo, dalam rangka menunjukkan komitmennya
dalam pemberdayaan masyarakat, Senin (22/9) pagi, di Aula Kelurahan
Kanigaran.
Melalui program Srikandi Movement dan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN menyalurkan dukungan
sarana dan prasarana usaha pada kelompok usaha Difabel Kanigaran
Berkarya, Berdaya (Difakara). Bantuan senilai total 50 juta rupiah
berupa peralatan produksi itu, diharapkan dapat mendorong peningkatan
kapasitas usaha kripik tempe dan kentang yang saat ini menjadi produk
andalan kelompok disabilitas setempat.
Sefri
R Budiarti selaku Ketua KDK Kanigaran, pada kesempatan itu menyampaikan
rasa syukur atas bantuan tersebut. “Bantuan ini bukan sekadar dukungan
sarana, tetapi juga bentuk kepedulian yang sangat berarti untuk
meningkatkan semangat, produktivitas, dan kemandirian kami,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, Difakara
memproduksi kripik tempe dan kripik kentang, namun ke depan mereka
menargetkan pengembangan ke produk minuman, kerajinan, jasa kreatif, dan
konveksi.
Bantuan mesin produksi yang diberikan
PLN sudah langsung dimanfaatkan untuk memenuhi pesanan besar, termasuk
800 pak kripik tempe yang dipesan Wawali Kota Ina Dwi Lestari, beberapa
waktu lalu.
Sementara, Wakil Wali Kota Ina Dwi
Lestari pun mengapresiasi langkah PLN terhadap kemandirian kelompok
disabilitas. “Program ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota
Probolinggo untuk mewujudkan Kota Inklusif. Bantuan modal ini semoga
bermanfaat, meningkatkan kreativitas, dan mendorong usaha kelompok
Difakara agar semakin maju dan dikenal luas,” tutur Ina.
Ina juga mendorong Difakara untuk terus
berinovasi, tidak hanya memproduksi kripik, tetapi juga mengembangkan
berbagai produk yang dapat menembus pasar lintas daerah.
Sementara
itu, Manager UPT PLN Probolinggo Budi Santoso, mengungkapkan rasa
bangganya bisa turut mendukung kelompok difabel. “Kelompok difabel
memiliki semangat luar biasa untuk terus berkarya dan memberi kontribusi
bagi lingkungannya. Melalui program TJSL, PLN ingin hadir bukan hanya
menghadirkan terang melalui listrik, tetapi juga membawa ‘terang’ berupa
dukungan nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Budi juga mengingatkan pentingnya
menjaga keselamatan instalasi listrik, termasuk mencegah bahaya pohon
yang menyentuh jaringan dan permainan layang-layang di sekitar jalur
transmisi, demi kelancaran pasokan listrik yang menjadi urat nadi
kehidupan dan kegiatan ekonomi.
Melalui program PLN Peduli dan Srikandi
Movement, PLN membuktikan peran aktifnya tidak hanya dalam penyediaan
listrik, tetapi juga dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat,
khususnya kelompok difabel. Diharapkan, kolaborasi antara pemerintah,
PLN, dan masyarakat ini menjadi langkah berkelanjutan untuk membangun
Kota Probolinggo yang lebih inklusif, kreatif, dan berdaya saing. (es/pin)