KANIGARAN –
Upaya mengurangi angka stunting adalah investasi jangka panjang untuk
pembangunan sumber daya manusia yang lebih baik, berkontribusi pada
kemajuan masyarakat dan negara secara keseluruhan. Pemerintah Kota
Probolinggo pun terus berupaya untuk menurunkan tingkat prevalensi
stunting. Hari ini, Selasa (26/11), Dinas Kesehatan, Pengendalian
Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Probolinggo
melaksanakan Rembug Stunting yang diadakan di salah satu kafe di tengah
kota.
Acara ini dihadiri langsung oleh Pj Wali
Kota Probolinggo, M. Taufik Kurniawan, Ketua DPRD Kota Probolinggo Dwi
Laksmi Syntha Kusumawardhani, perwakilan Forkopimda Kota Probolinggo,
Pelaksana harian (Plh) Sekretaris Daerah Wawan Soegyantono, dan tampak
hadir pula Pj Ketua TP PKK Kota Probolinggo Nurani Chasfah. Peserta yang
hadir sebanyak 100 orang dari perangkat daerah di lingkungan Kota
Probolinggo dan tim dari Dinkes PPKB.
Capaian
prevalensi stunting di Kota Probolinggo pada tahun 2022 berdasarkan
survei tahunan Kementerian Kesehatan yakni pengukuran SSGI sebesar 23,05
persen dan pada tahun 2023 berdasarkan pengukuran SKI menjadi sebesar
31,08 persen. Kemudian jika dibandingkan dengan pengukuran bulan timbang
yang dilakukan di posyandu pada tahun 2022 sebesar 12,13 persen dan
pada tahun 2023 meningkat menjadi 12,81 persen.
Menurut Pj Taufik perbedaan perhitungan
tersebut bukanlah menjadi alasan untuk mengabaikan masalah stunting di
Kota Probolinggo, namun bagaimana aksi nyata dalam upaya penurunan
prevalensi stunting dapat terlaksana efektif.
“Giat memerangi stunting ini bukan hanya
tanggung jawab Pemerintah Kota Probolinggo ataupun instansi vertikal
saja, namun seluruh elemen masyarakat. Jadi, selain rencana aksi
konkret, yang dibutuhkan juga sosialisasi ataupun penyebaran informasi
harus sama-sama disampaikan ke seluruh masyarakat,” ucap Pj Taufik.
Disampaikan
juga oleh Kepala Dinkes PPKB, NH Hidayati, selain sebagai media
informasi, giat ini juga sekaligus penegasan kepala daerah kepada
segenap kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota
Probolinggo, instansi vertikal/BUMN/ BUMD/perbankan/perusahaan/swasta,
stakeholder terkait serta masyarakat untuk bersama-sama dan partisipatif
mendukung Wali Kota Probolinggo mewujudkan komitmen percepatan
penurunan stunting.
“Giat ini juga untuk merumuskan,
menyepakati dan meningkatkan kerjasama untuk mewujudkan target
penurunan stunting di Kota Probolinggo tahun 2024 sesuai dengan
kesepakatan yang telah dilakukan,” ucap Kadis Ida – sapaan akrabnya.
Pada giat rembug ini, juga dilaksanakan
penandatanganan komitmen bersama Pemerintah Kota Probolinggo dalam
optimalisasi penurunan stunting. Penandatanganan diawali oleh Pj Wali
Kota Probolinggo, Ketua DPRD, Plh Sekda, Pj Ketua TP PKK, perwakilan
Polres Probolinggo Kota, Perwakilan Kodim 0820 Probolinggo, Kemenag,
Asisten Pemerintahan, Inspektorat, Bank Jatim, Baznas dan perangkat
daerah terkait.
Beberapa
kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemkot Probolinggo dalam
optimalisasi penurunan stunting diantaranya ialah intervensi sensitif,
intervensi spesifik, dan inovasi yang melibatkan peran serta masyarakat.
Menurut Plh Sekda Wawan Soegyantono,
Pemkot Probolinggo telah menganggarkan sebesar Rp 8 milyar untuk
optimalisasi penurunan stunting di tahun 2024 ini.
“Upaya-upaya tersebut, khususnya upaya
sensitif, telah memberikan kontribusi sebesar 70% dalam optimalisasi
penurunan stunting seperti pemberian bantuan jamban sehat oleh Dinas
PUPR, BAZNAS dan KOPRI serta kegiatan gemar makan ikan yang dilakukan di
posyandu dan sekolah serta pembagian hasil pekarangan pangan lestari
kepada keluarga beresiko stunting yang diinisiasi oleh Dinas Ketahanan
Pangan, Pertanian dan Perikanan,” pungkas Wawan Soegyantono. (sit/pin)