KANIGARAN
— Kamis (23/10) siang, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, menerima
kunjungan dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Probolinggo.
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu membahas dua isu
penting, yakni polemik terkait penetapan Peraturan Daerah (Perda)
tentang Retribusi, serta inisiatif memakmurkan masjid-masjid di Kota
Probolinggo.
Rombongan DDII yang dipimpin oleh Ketua
Suhadak hadir bersama delapan orang anggota, termasuk Wakil Ketua I
(Purn) TNI Akhmad Wahyudi dan Wakil Ketua II Supardjak.
Suhadak membuka dialog dengan
menyampaikan keresahan dan harapan DDII terkait dua isu utama tersebut.
“Asbabul wurud-nya itu bagaimana, sehingga kok bisa seperti ini
akhirnya?,” ujarnya merujuk pada dinamika seputar perda retribusi.
Ia
menambahkan bahwa Dewan Dakwah berharap dapat berkontribusi dalam
menggerakkan dan memakmurkan masjid-masjid di Kota Probolinggo.
“Paling tidak, ada usulan dari kami agar
ada satu masjid yang bisa menjadi ikon rujukan bagi masjid-masjid
lainnya — baik dalam hal kemakmuran, kegiatan dakwah, maupun pelaksanaan
salat subuh berjamaah,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Amin
memberikan penjelasan mengenai Perda Retribusi yang sempat menjadi
sorotan publik. Ia menegaskan bahwa klausul tertentu dalam perda
tersebut merupakan mandat dari pemerintah pusat dan harus diterapkan di
seluruh daerah.
“Klausul ini bukan kebijakan pribadi
saya. Ini mandatori dari pusat agar daerah tidak terkena sanksi. Hanya
saja, ada pihak-pihak yang memelintir informasi seolah-olah izin
diberikan sepihak oleh Wali Kota,” jelasnya.
Dokter Amin juga menyinggung pentingnya
tabayyun atau klarifikasi sebelum masyarakat mempercayai sebuah
informasi. “Kita ini kan hidup di era keterbukaan informasi. Jadi
penting bagi masyarakat untuk cross check dulu. Jangan mudah terpengaruh
framing bahwa perda itu produk dari wali kota. Padahal prosesnya
melibatkan legislatif juga,” tegasnya.
Selain
isu perda, Wali Kota dan Dewan Dakwah juga berdiskusi tentang upaya
menghidupkan kegiatan dakwah dan pemberdayaan masjid. Dokter Amin
menyambut baik rencana DDII untuk menjadikan salah satu masjid di Kota
Probolinggo sebagai ikon percontohan.
“Saya mendukung penuh gagasan itu.
Bahkan kalau perlu, kita bisa belajar dari Masjid Jogokariyan di
Yogyakarta. Kita datangkan ahlinya untuk berbagi ilmu soal pengelolaan
masjid dan pemberdayaan jamaah,” ujarnya.
Di akhir pertemuan, Wali Kota juga
menyinggung capaian positif Kota Probolinggo dalam bidang ekonomi.
“Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi kita tinggi, angka kemiskinan turun.
Ini bukti kerja keras kita semua. Pemerintah dan masyarakat harus terus
berkolaborasi,” tutupnya. (es/pin)