KANIGARAN–DPRD
Kota Probolinggo menggelar Rapat Paripurna dengan agenda Penyampaian
Pemandangan Umum (PU) Fraksi-Fraksi terhadap dua rancangan peraturan
daerah penting, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Probolinggo Tahun 2025–2029 dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Tahun Anggaran 2024. Rapat Paripurna yang berlangsung di ruang
sidang utama DPRD, Sabtu (21/6) sore, dihadiri oleh Wali Kota
Probolinggo dr. Aminuddin, para pimpinan dan anggota DPRD, serta jajaran
lerangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo.
Dari penyampaian PU 6 Fraksi DPRD, Wali
Kota Probolinggo dr. Aminuddin menyampaikan beberapa catatan penting
merespon hasil audit BPK terhadap pelaksanaan APBD 2024. Ia menyoroti
perlunya penajaman dalam pengklasifikasian belanja daerah agar tidak
terjadi lagi kesalahpahaman antara belanja modal dan belanja barang.
"Ya,
pertama LPP APBD 2024 memang sesuai dengan catatan BPK kemarin, ada
beberapa hal yang perlu kita sikapi dan perbaiki. Pertama soal SPD,
bagaimana kita bisa menetapkan mana yang belanja modal dan mana yang
belanja barang biar tidak terjadi tumpang tindih," tegasnya.
Selain itu, Wali Kota dr. Aminuddin juga
menekankan pentingnya peningkatan realisasi anggaran serta evaluasi
menyeluruh terhadap pelaksanaan APBD agar predikat opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) tetap dapat dipertahankan.
"Kita perlu meningkatkan realisasi, dan
memperbaiki pelaksanaan APBD secara keseluruhan agar kita tetap meraih
WTP di tahun-tahun berikutnya. Alhamdulillah sejauh ini sudah delapan
kali berturut-turut," ungkapnya optimis.
Terkait pembahasan RPJMD Tahun
2025–2029, Wali Kota dr. Aminuddin menjelaskan bahwa arah kebijakan
pembangunan ke depan menitikberatkan pada peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Ia menyebut bahwa target RPJMD mengalami kenaikan
signifikan, bahkan mencapai lebih dari Rp100 miliar.
"Dalam kondisi efisiensi sekarang,
satu-satunya jalan adalah meningkatkan PAD. Ini tentu perlu didukung
kajian-kajian lebih lanjut," jelasnya.
Ia
juga mengungkapkan beberapa potensi unggulan yang akan dimaksimalkan
untuk mendongkrak PAD, di antaranya posisi strategis Kota Probolinggo
sebagai penyangga pelabuhan, kawasan transit transportasi darat dan
laut, serta destinasi penunjang wisata Bromo Tengger Semeru.
"Kita harus optimis. Potensi sebagai
daerah penyangga pelabuhan dan pariwisata Bromo menjadi kekuatan utama
yang perlu terus digarap," tuturnya.
Rapat Paripurna ditutup oleh Ketua DPRD
Kota Probolinggo Dwi Laksmi Syntha Kusumawardhani, yang menyampaikan
harapan agar sinergi antara eksekutif dan legislatif terus terjaga demi
pembangunan Kota Probolinggo yang lebih baik. (mir/uby)