KADEMANGAN -
Suasana Lapangan Perum Bromo Ketapang, Selasa (1/7) malam, berubah
menjadi semarak yang penuh dengan antusiasme dan semangat kebudayaan.
Ratusan warga berkumpul dalam Gelar Seni Budaya Kecamatan Kademangan
2025, salah satu rangkaian acara Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro)
yang digelar menyebar di tiap kecamatan termasuk Kecamatan Kademangan.
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin
berbaur hangat dengan masyarakat. Ia menyapa para pelaku UMKM Udeng
Mapan, mencicipi produk lokal, dan memberikan semangat bagi geliat
ekonomi kreatif di Kademangan. Udeng Mapan merupakan singkatan dari
Usaha Dagang Maju dan Pandai, adalah wadah bagi para pelaku UMKM dari
berbagai kelurahan di Kecamatan Kademangan.
dr.
Aminuddin menyampaikan apresiasi atas semangat masyarakat dalam
melestarikan budaya lokal. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan
bagian dari program prioritas Probolinggo Bersolek yang tidak hanya
memperindah kota secara fisik, tetapi juga memperkuat identitas budaya
dan memperluas dampak ekonomi masyarakat.
“Sudah tahu kepanjangan BERSOLEK? B-nya
Bersih, E-nya Elok, R-nya Ramah, S-nya Sejahtera, O-nya Organik, L-nya
Lestari, E-nya Edukatif, dan K-nya Kreatif. Semua itu adalah nilai-nilai
yang harus terus kita bangun agar Probolinggo semakin maju dan
berdaya,” terang Wali Kota sambil memancing antusiasme warga dengan kuis
berhadiah.
Wali Kota dr. Aminuddin kemudian
menjelaskan makna BERSOLEK, terdiri dari bersih, yang mengajak warga
Kota Probolinggo menjaga kebersihan lingkungan. Elok, yaitu menjadikan
Kota Probolinggo semakin cantik dan menarik. Ramah, membangun sikap
saling menghargai antarwarga dan pengunjung. Sejahtera, mendorong
perputaran ekonomi melalui UMKM dan kreativitas lokal. Organik,
menampilkan potensi seni-budaya lokal. Lestari, mengupayakan agar acara
seperti ini berkelanjutan setiap tahun. Edukatif, melibatkan generasi
muda untuk kaderisasi seni budaya. Dan kreatif, mendorong inovasi dan
kreativitas di kalangan pemuda.
Wali
Kota juga menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang hiburan,
melainkan ruang edukasi, ekonomi, dan pelestarian budaya yang mampu
meningkatkan kesejahteraan warga. “Insyaallah malam ini uang yang
beredar lebih dari seratus juta rupiah. Ini bukti bahwa seni dan budaya
bisa menggerakkan ekonomi,” tambahnya.
Penampilan musik dukduk Ronggo Lawe dari
Kelurahan Ketapang, yang menghadirkan irama khas yang enerjik dan
menghentak, dipadukan dengan alat-alat musik tradisional seperti
kendang, gong, kenong, dan seruling cukup menghibur. Suaranya yang kuat
namun ritmis menggugah semangat para penonton dan menggambarkan jiwa
kepahlawanan yang terkandung dalam nama “Ronggo Lawe”. Wali kota ikut
menari bersama para penari Jaran Bodhag dari KelurahanTriwung Lor. Dalam
momen tersebut, ia nyawer para penari sebagai bentuk apresiasi dan
dukungan terhadap pelaku seni lokal.
Tak kalah menarik, malam semakin semarak
dengan pentas ludruk Demang Wironegoro dari Kelurahan Kademangan.
Cerita lokal yang dikemas secara jenaka dan edukatif itu sukses
mengundang gelak tawa sekaligus refleksi bagi penonton.
Sementara
itu, Camat Kademangan Gofur Effendy menyampaikan bahwa kegiatan ini
merupakan bagian dari implementasi arahan Wali Kota untuk
menyebarluaskan Semipro ke seluruh kecamatan.
“Gelar Seni Budaya ini diikuti oleh tiga
kelurahan, Ketapang, Triwung Lor, dan Kademangan. Tujuannya untuk
menggerakkan swadaya masyarakat serta membangkitkan kembali pelaku seni
dan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan
kegiatan ini tak lepas dari dukungan masyarakat yang terus menunjukkan
semangat gotong royong dan kecintaan terhadap budaya daerah.
Malam itu, semangat seni, ekonomi, dan
kebersamaan berpadu dalam satu panggung, menjadikan Kademangan bukan
sekadar tuan rumah, melainkan motor penggerak budaya kota. Gelaran seni
ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang terus tumbuh, lestari, dan
memperkuat identitas Probolinggo sebagai kota yang bersolek yakni
bersih, elok, ramah, sejahtera, organik, lestari, edukatif dan kreatif. (mir/pin)