KEDOPOK -
Rabu (30/4) siang, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin kembali
melanjutkan program berkantor di kelurahan. Kali ini, giliran Kelurahan
Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok menjadi tempat berkantornya di
penghujung akhir bulan April ini.
Begitu tiba di lokasi, Wali Kota dr.
Aminuddin langsung menyapa dan bercengkrama dengan warga. Sekaligus
menyaksikan para petugas di kelurahan memberikan pelayanan kepada warga
setempat.
Ia menyampaikan rencana strategisnya
untuk memperluas ruang pemasaran produk UMKM, tidak hanya di gerai
konvensional tetapi juga di lingkungan kantor pemerintahan. “Saya ingin
tidak hanya di gerai penjualan seperti swalayan atau minimarket. Tetapi
juga di kantor-kantor perangkat daerah harus ada display produk-produk
UMKM,” ujarnya.
Lebih
lanjut, ia menjelaskan saat ini terdapat sekitar 40.000 pelaku UMKM di
Kota Probolinggo. Angka tersebut, menurutnya, menjadi potensi besar yang
harus dimaksimalkan untuk menekan angka kemiskinan. “80% perekonomian
di kota ini digerakkan oleh UMKM. Kalau diberdayakan dan ditingkatkan
penjualannya, dampaknya berpengaruh sangat besar terhadap kesejahteraan
dan pengentasan kemiskinan,” tambahnya.
Wali Kota dr. Aminuddin juga memotivasi
para UMKM khususnya UMKM di wilayah Kelurahan Jrebeng Wetan untuk melek
digital, agar agar mampu memasarkan produknya melalui e-katalog dan
platform online. Ia menekankan pentingnya kemasan (packaging) dan
sertifikasi halal sebagai bagian dari daya saing produk.
“Sekarang ada klinik UMKM, jadi UMKM
bisa berkoordinasi dengan DKUMP terkait desain kemasan, logo, pengurusan
sertifikasi halal, PIRT dan sebagainya. Saya juga sedang menyiapkan
program bantuan modal kerja bagi UMKM, nantinya tiap UMKM akan menerima
Rp 1 juta dan dibina hingga ke manajemennya. Saya ingin UMKM di kota ini
penghasilannya meningkat dan sejahtera,” tandasnya.
Di
kesempatan yang sama, Wali Kota dr. Aminuddin juga menyempatkan
meninjau Bank Sampah Kenari Indah yang berlokasi di RW III Jl. Bengawan
Solo Gang Kenari Kelurahan Jrebeng Wetan. Ia mengapresiasi komitmen
warga dalam mengelola sampah terutama sampah rumah tangga.
“Warga di sini sudah bisa memilah sampah
dari rumahnya masing-masing, setelah itu bisa dijual ke bank sampah.
Nilai potensinya bisa sampai 80 persen, baru yang 20 persen dibuang ke
TPA. Nah ini mesti ditularkan ke wilayah lainnya, insyaallah bulan depan
kita akan membagikan tossa sampah di setiap RW. Harapannya kedepan
sampah tidak lagi menumpuk, karena masyarakat sudah bisa mengelola
sampah dengan baik,” harapnya.
Syaifudin Jufri, pengelola Bank Sampah
Kenari Indah sekaligus Ketua Perkumpulan Peduli Sampah Kota Probolinggo,
mengatakan bank sampah di sini telah mampu mengumpulkan sampah
anorganik seperti plastik, kertas, logam dan botol kaca sekitar 13 ton
per tahun. Serta mampu melakukan kegiatan edukasi mengemaskan sampah
hingga 1.600 orang per tahunnya. “Karena pemahaman kami fungsi bank
sampah tidak terbatas pada jual beli sampah, namun kewajiban bank sampah
adalah untuk mengedukasi dan membangun budaya pengelolaan sampah yang
baik di masyarakat,” ujarnya.
Ia
juga menambahkan bahwa sampah bisa ditabung menjadi tabungan emas.
Menurutnya, cara ini bisa mengubah cara pandang masyarakat bahwa sampah
bukan lagi sekadar masalah, tapi bisa jadi sesuatu yang bernilai.
“Bank sampah ini selaras dengan program
wali kota. Dengan memilah sampah menabung emas, tidak hanya lingkungan
yang indah yang kita dapatkan tetapi juga ada manfaat ekonomi dari
sampah yang kita kumpulkan dan yang kita pilah,” tutupnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala
DLH, Retno Wandansari, Camat Kedopok, Lurah Jrebeng Wetan, LPM, LKK dan
Kader PKK Kelurahan Jrebeng Wetan. (mir/uby)