KANIGARAN—Kader
Posyandu didorong sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan yang
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), guna meningkatkan kualitas
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Posyandu diharapkan
menerapkan 6 bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yakni, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketentraman, ketertiban
umum, perlindungan masyarakat dan sosial. Hal ini yang disampaikan Ketua
Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin saat
berkunjung dan memberikan arahan di Posyandu Bougenville RW 16 Kelurahan
Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran, Selasa (6/5) pagi.
Ketua TP PKK, dr. Evariani melakukan
diskusi dengan kader Posyandu dan Dinas Kesehatan setempat serta
memantau program-program kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Ia ikut
melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
pemeriksaan tekanan darah dan lainnya kepada beberapa ibu hamil, bayi
dan balita.
“Hal
pertama yang saya lakukan adalah mengedukasi. Tugas Posyandu tidak lagi
rutinitas kesehatan saja, tetapi berfokus pada 6 bidang pelayanan
dasar. Di sini saya juga mengobservasi perlu banyak pengembangan dan
upgrade untuk tempat-tempat pelayanan yang lebih berkualitas,” ujarnya.
Menurutnya, kendati tidak mudah
menerapkan secara langsung namun dengan kebersamaan dan kekompakan
pengurus TP PKK maupun kader Posyandu diharapkan bisa mengelola secara
bijaksana aspirasi dari tingkatan bawah.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan P2KB,
lanjutnya, bertanggung jawab untuk mengatur mulai dari edukasi dan
penyuluhan kesehatan, administrasi, pencatatan, penimbangan di Posyandu.
Dalam sisi sarana dan prasarana, tempat Posyandu harus lebih layak,
sehat dan higienis. Melalui dinas terkait DPUPR yang akan mengupgrade
agar Posyandu menjadi lebih sehat, berkualitas sehingga memenuhi
kebutuhan yang layak barik dari sisi sanitasi dan jamban.
Kemudian dari sisi edukasi, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan perlu membuat ruangan-ruangan yang berisi alat
peraga edukasi dan brosur-brosur yang akan diberikan kepada ibu bayi di
Posyandu. Juga Dinas Sosial P3A agar lebih memperhatikan terkait
pemberdayaan perempuan dan anak, serta survei terhadap
kelurahan-kelurahan agar memenuhi 6 bidang SPM tersebut.
“Anak
tidak sekolah juga tidak luput menjadi perhatian bersama. Posyandu yang
selama ini diketahui masyarakat hanya sebagai tempat menimbang bayi,
tetapi sekarang banyak hal yang bisa dikomunikasikan lewat Posyandu.
Lurah dan Camat, saya minta bisa membantu kinerja ketua tim pembina
posyandu atau Ketua TP PKK Kelurahan untuk bisa memback up. Kader
posyandu merupakan garda terdepan bagi pembangunan kesehatan masyarakat,
karena kader ini bisa menjangkau lebih luas hingga ke pelosok desa atau
kelurahan," tegasnya.
Evariani berharap, melalui penerapan 6
bidang SPM akan memberdayakan seluruh potensi untuk penguatan Posyandu.
“Ini tidak lepas dari pengawasan Camat, Lurah dan saya sebagai pembina
PKK kota akan lebih fokus dan detail menyeleksi 219 Posyandu di Kota
Probolinggo. sehingga nantinya akan nampak mana Posyandu yang
membutuhkan penguatan dan yang membutuhkan upgrade,” tutupnya.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan
pemberian bantuan sosial BTT bencana kebakaran sebesar Rp 20 juta dan
bantuan paket perlengkapan makanan. (mir/pin)