MAYANGAN –
Kota Probolinggo memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Tapi,
pariwisata tak cukup hanya dengan keindahan alam atau bangunan
bersejarah. Yang dicari wisatawan adalah pengalaman otentik, cerita
lokal, produk khas dan interaksi dengan budaya yang ada.
“Disinilah peran ekonomi kreatif menjadi
jantungnya. Ekonomi kreatif merupakan corongnya untuk bagaimana
mendesain dan memasarkan lebih mudah, apapun bentuknya,” kata Wali Kota
Aminuddin, saat Dialog Ekonomi Kreatif, Senin (23/6) malam di Kampung
Seni TRA Bayuangga, Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Mangunharjo.
Nah, melalui Dialog Ekraf, lanjut Amin,
merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam mengembangkan potensi
ekonomi kreatif yang terintegrasi dengan sektor pariwisata, guna
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara inklusif dan berkelanjutan.
“Ini
semua tak lepas dari peran pemuda. Bagaimana peran dan porsi pemuda ini
kita angkat, dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat ke depan,
melalui ide-ide kreatifnya,” jelas Amin.
Amin berharap, melalui dialog ini akan
lahir gagasan-gagasan segar, strategi kolaboratif, dan langkah-langkah
konkret dalam memperkuat sinergi antar sektor, sekaligus menjadikan Kota
Probolinggo sebagai kota yang kreatif, berdaya saing, dan ramah wisata.
Giat yang diprakarsai oleh Dinas
Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) itu dihadiri Ketua DPRD
Dwi Laksmi Syntha Kusumawardani, Asisten Pemerintahan Madihah, Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Kamar Dagang dan Industri (Kadin),
Forum Kota Probolinggo Kreatif, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),
Pengelola Destinasi Wisata dan pelaku ekonomi kreatif lainnya.
Kepala Dispopar Rachmadeta Antariksa
melalui Sekretaris Fadjar Poernomo mengatakan, perkembangan industri
ekonomi kreatif di Kota Probolinggo terus menunjukkan potensi yang besar
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja dan
menciptakan nilai tambah berbasis kreativitas.
Untuk memperkuat sinergi antara
pemerintah, legislatif dan pelaku ekonomi kreatif, Dispopar pun
bersinergi untuk mengembangkan sektor kreatif. “Nggak cukup hanya dengan
pelatihan atau fasilitas. Namun, juga diperlukan ekosistem yang
mendukung secara menyeluruh dari akses pasar, regulasi, pembiayaan
hingga struktur digital dan ruang-ruang kreatif yang aman dan
produktif,” katanya.
Usulkan Pemkot Fasilitasi Kreativitas Ekraf Hingga Wisata Sejarah
Sementara
itu, Ketua DPRD Dwi Laksmi Syntha Kusumawardani menyampaikan bahwa Wali
Kota Aminuddin adalah penggagas rancangan peraturan daerah (raperda)
ekraf yang kini telah disahkan oleh DPRD setempat. Saat ia masih
legislatif kala itu. Ekraf sendiri sangat dibutuhkan mengingat
fungsinya yang sangat penting. Ekraf pun mencakup banyak hal seperti
dunia perfilman, kuliner hingga UMKM.
“Bulan Mei lalu kami mengesahkan rerda
tentang Ekonomi Kreatif, yang notabene perda ini adalah inisiatif Bapak
Wali Kota saat menjabat sebagai anggota DPRD di periode lalu. Keberadaan
Perda ini sendiri diharapkan mampu menumbuhkan ekosistem Ekraf di Kota
Probolinggo, sehingga masyarakatnya lebih mandiri,“ kata Syntha.
Terkait ekraf di Kota Probolinggo,
Syntha mengusulkan Pemkot harus memfasilitasi kreativitas penguatan SDM
melalui pelatihan rutin, inkubasi usaha kreatif seperti desain grafis,
konten digital, branding dan packaging UKM dan lain-lain. Selain itu,
perlu adanya rumah ekraf, yang menjadi pusat pelatihan (workshop),
termasuk didalamnya ruang display produk, studio kreatif bersama, serta
perlunya digitalisasi dan promosi melalui media sosial.
“Kolaborasi influencer dan UMKM digital.
Festival rutinan Ekraf, pembuatan film, Kota Probolinggo Kreatif Week
atau apapun itu. Kami siap mengawal pastinya,” tegasnya.
Edi
Martono, seorang pengelola Pojok Literasi Arkeologi Sunan Kali Banger
pada kesempatan itu menyarankan Pemkot untuk menjembatani tempat-tempat
wisata bersejarah di Kota Probolinggo.
“Saya usul Pak Wali, tempat-tempat
sejarah yang sekiranya berpotensi menjadi lahan wisata, itu diangkat.
Termasuk mendata dan menjadikan Kota Probolinggo sebagai destinasi
wisata heritage, misalnya,” ujar Edi.
Senada dengan Edi, Plt Lurah Sukabumi
yang juga Sekcam Mayangan, Angga Pramudya, mengatakan, potensi promosi
wisata yang besar di Kelurahan Sukabumi. Paket Jelajah Kampung Sukabumi
yang ditawarkan meliputi wisata pojok literasi, wisata batik Kampung
Baremi, lalu mancing dan makan ikan nila di Kampung Nila.
Menanggapi hal itu, dokter Amin
menjabarkan pihaknya akan mengcover masukan tersebut pada anggaran tahun
2026 mendatang pada sektor budaya. “Di tahun 2026 kita anggarkan untuk
mengakomodir semua potensi budaya yang memungkinkan itu, dengan biaya
pemerintah. Ini tantangan bersama bagaimana kita mengembangkan dan
mengangkatnya ke permukaan sehingga semakin dikenal luas,” tegasnya. (es/fa)