KANIGARAN
- Gelanggang Olahraga (GOR) Ahmad Yani menjadi pusat kegiatan Lomba
Olahraga Tradisional Tingkat SMP/MTs se-Kota Probolinggo Wali Kota Cup
2025, Rabu (24/9) pagi. Sebanyak 34 SMP/MTs Negeri maupun swasta turut
berpartisipasi dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 24–25
September 2025.
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin,
yang hadir langsung untuk membuka kegiatan tampak berbaur dengan para
peserta. Ia menekankan pentingnya melestarikan olahraga tradisional agar
dikenal kembali oleh generasi muda.
"Nah
ini olah raga kita zaman dulu, yang mungkin adik-adik sudah jarang
bahkan tidak mengetahuinya. Maka pada kesempatan ini, Pemkot Probolinggo
melalui Dispopar mengadakan lomba olahraga tradisional untuk lebih
mengenalkan bahwa tujuan dari kegiatan ini agar masing-masing peserta
lomba SMP/MTs se- Kota Probolinggo dapat saling mengenal," ujarnya.
Ia menambahkan, olahraga tradisional
bukan sekadar permainan, tetapi juga mengandung filosofi kebersamaan,
kekompakan, kepemimpinan, hingga kedisiplinan dalam menaati aturan.
"Olahraga tradisional bukan hanya untuk
olahraga tapi juga mengandung filosofi, menumbuhkan kebersamaan,
kekompakan, bagaimana kita berkomunikasi antar semua peserta sehingga
mampu melatih kepemimpinan, ketertiban, dan bagaimana kita bisa mematuhi
aturan permainan," tambahnya.
Uniknya,
kegiatan ini sengaja digelar di GOR Ahmad Yani yang kini bukan hanya
pusat olahraga, tapi juga sudah menjadi sentra kuliner baru. "Karena ini
digelar di GOR Ahmad Yani meramaikan pusat kuliner yang notabene masih
baru sehingga masyarakat lebih mengenal. Anak-anak lebih mengenal bahwa
di sini selain pusat olahraga juga telah menjadi pusat kuliner,”
jelasnya.
Senada dengan wali kota, Kepala Dispopar
Kota Probolinggo, Rachmadeta Antariksa, menyebut kegiatan ini menjadi
rangkaian peringatan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo. Ia menegaskan,
lomba ini juga upaya melestarikan olahraga tradisional di tengah
dominasi gawai dalam kehidupan anak-anak saat ini.
"Lomba olahraga tradisional ini
merupakan yang ketiga kalinya digelar, tapi untuk pelajar tingkat
SMP/MTs Negeri dan swasta se-Kota Probolinggo baru yang pertama. Ada 3
cabang lomba yaitu terompah panjang, gobak sodor, dan egrang dengan
total hadiah Rp15 juta dan trophy. Tujuan kegiatan ini untuk
melestarikan olahraga tradisional sehingga adik-adik lebih mengenal
karena anak zaman sekarang kebanyakan gadget, sehingga kita perlu review
dan terus memperkenalkan olahraga tradisional,” jelasnya.
Dukungan
juga datang dari Ketua KORMI Kota Probolinggo, Harry Pramono. Ia
menilai lomba ini memberi dampak positif bagi generasi muda.
"Kami sangat bergembira olahraga
masyarakat mulai bergerak, egrang, terompah, gobak sodor ini bagus
membawa para remaja pada kegiatan positif daripada main gadget terus.
Kormi berharap membantu mengembangkan olahraga tradisional seperti
daerah lain. Egrang juga bagus, kami akan bekerja sama dengan Dispopar
untuk mengembangkan dan nanti ada eksebisi berkelanjutan," katanya.
Salah satu peserta lomba Alfira (13)
dari SMPN 7 mengaku senang bisa berpatisipasi. "Senang ada lomba gobak
sodor meskipun kami tidak latihan, biasanya ikut lomba 17 an. Tim kami
ada 6 orang harapannya bisa menang dan bisa bertemu Bapak Wali Kota,"
harapnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut,
Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari, Pj. Sekda Rey Suwigtyo,
para asisten, staf ahli, kepala perangkat daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Probolinggo, Kepala Kemenag, ketua KORMI, perwakilan
KONI, ketua PMI, Kepala Sekolah SMP/MTs negeri dan swasta se-Kota
Probolinggo. (Crl/uby)