KANIGARAN
– Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Probolinggo
Tahun 2025–2029 dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) yang digelar pada Jumat (2/5) pagi di Puri Manggala Bhakti.
Forum ini diikuti oleh seluruh kepala
perangkat daerah, pejabat pemerintah yang menangani program, forum CSR,
serta perwakilan kelompok masyarakat Kota Probolinggo. Pembukaan
kegiatan dilakukan oleh Wali Kota dr. Aminuddin yang hadir bersama Wakil
Wali Kota Ina Dwi Lestari, Ketua DPRD, dan Sekda Kota Probolinggo.
Dalam forum tersebut, wali kota memaparkan visi pembangunan jangka menengah yang diusung bersama wakil wali kota, yaitu Mewujudkan Kota Probolinggo yang Tangguh, Berkelanjutan, Sejahtera, Modern, dan Adaptif. Melalui musrenbang ini, wali kota berharap dapat menyatukan visi dan harapan seluruh warga Kota Probolinggo.
“Penjabaran
dari visi dan misi, dilengkapi dan dikuatkan dengan ide-ide kreatif dan
usulan dari semua pihak, harapannya menjadi satu keutuhan, menjadi
suatu keputusan yang akhirnya timbul persepsi bahwa ini RPJMD kita
bersama, itu yang paling penting,” jelas wali kota.
Selanjutnya, dr. Aminuddin menjelaskan
bahwa terdapat dua komponen utama dalam upaya mewujudkan pembangunan
Kota Probolinggo. Pertama adalah inovasi di bidang pendidikan, dan kedua
adalah pelayanan kesehatan yang utuh serta menyeluruh.
“Tidak hanya masalah pendidikan, kita
terus meningkatkan pelayanan kesehatan secara utuh dan menyeluruh, mulai
dari pelayanan tingkat posyandu, pelayanan kesehatan tingkat puskesmas
pembantu, rumah sakit, dan rumah sakit rujukan,” kata dr. Amin.
Selain itu, ia juga menargetkan
pengembangan ekonomi kreatif sebagai strategi dalam mengurangi angka
pengangguran serta mengentaskan kemiskinan di Kota Probolinggo.
“Ada
penguatan melalui Perda Ekonomi Kreatif. Ekonomi kreatif merupakan
bagian yang tidak terpisahkan, karena kita ingin segera mengentaskan
yang namanya pengangguran,” tambahnya.
Sejalan dengan fokus pengentasan
kemiskinan, Ketua DPRD Dwi Laksmi Syntha Kusumawardhani turut memberikan
saran agar penyusunan program tersebut melibatkan lintas sektor guna
memperkuat efektivitas pelaksanaannya.
“Sehingga program pengentasan kemiskinan
tidak hanya menjadi program dari Dinas Sosial, tetapi juga bisa
dititipkan kepada dinas lain, seperti Dinas Pendidikan, DKUP, Dinas
Ketenagakerjaan dan Dinas BKPSDM,” saran Ketua Dwi Laksmi.
Agenda dilanjutkan dengan penandatanganan
berita acara oleh Ketua DPRD Kota Probolinggo, kepala perangkat daerah
terkait, ketua forum CSR, rektor Institut Ahmad Dahlan, perwakilan LPM,
forum disabilitas, dan forum anak. Penandatanganan tersebut kemudian
disahkan oleh Wali Kota Probolinggo. (dp/pin)