KANIGARAN
- Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Perencanaan Pembangunan,
Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) menggelar Rapat Koordinasi,
Monitoring dan Evaluasi serta Implementasi SDGs dalam Dokumen
Perencanaan Kota Probolinggo Tahun 2025, Jumat (11/7), di Ruang Rapat
Lantai II Bapperida.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala
Bapperida Diah Sajekti Widowati Sigit ini menjadi forum strategis untuk
memperkuat koordinasi lintas sektor dalam mendukung pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) di tingkat lokal. Rakor ini
dihadiri perwakilan perangkat daerah, akademisi, serta mitra pembangunan
lainnya.
“SDGs
bukan hanya komitmen global, tapi juga tanggung jawab daerah untuk
menjawab tantangan nyata seperti kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan
iklim,” ujar Diah.
Diah menegaskan pentingnya integrasi
SDGs ke dalam dokumen perencanaan daerah. “SDGs juga menjadi acuan
pembangunan daerah yang inklusif dan berkeadilan. Pemantauan dan
evaluasi berkala menjadi kunci memastikan program kita on track,”
jelasnya.
Menggandeng Gantjang Amanullah, seorang
Konsultan Manager Monitoring dan Evaluasi SDGs dari Sekretariat Nasional
SDGs Bappenas RI, sebagai narasumber utamanya. Gantjang memaparkan
perkembangan pelaksanaan SDGs di Indonesia serta strategi pelokalan SDGs
di daerah, termasuk pentingnya pemutakhiran dokumen perencanaan seperti
RPJMD, RKPD, dan Renstra yang mengacu pada Permen PPN/Bappenas No. 1
Tahun 2024.
Gantjang menambahkan keberhasilan
implementasi SDGs memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah daerah
dan berbagai pemangku kepentingan. Ia juga menyoroti pentingnya
integrasi indikator SDGs dalam dokumen seperti RPJMD, RKPD, dan Rencana
Aksi Daerah (RAD) SDGs, serta pemanfaatan platform pemantauan seperti
dashboard dan e-monev untuk pelaporan yang transparan.
Giat
diisi dengan sesi diskusi seputar pembiayaan implementasi SDGs yang tak
hanya bersumber dari APBD, tetapi juga perlu menggandeng sektor
non-pemerintah. Pendanaan inovatif dan berkelanjutan dari sektor swasta,
filantropi, mitra pembangunan, dan masyarakat sipil, lanjutnya, sangat
diperlukan untuk mempercepat pencapaian target SDGs di Kota Probolinggo.
“Dengan pengelolaan anggaran yang
akuntabel dan inklusif, seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan
manfaat pembangunan yang berkelanjutan,” tambah Gantjang.
Melalui kegiatan ini, Pemkot menegaskan
komitmennya untuk menjadikan SDGs sebagai landasan utama pembangunan.
Rencana Aksi Daerah SDGs ke depan akan terus disesuaikan dengan
kebijakan nasional dan peta jalan SDGs Indonesia menuju tahun 2030.
(es/pin)