Pemkot Paparkan Strategi Penurunan Stunting dalam Penilaian Kinerja Provinsi Jawa Timur
Pemerintah Kota Probolinggo mengikuti Penilaian Kinerja Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2025, Rabu (11/6) siang di ruang Command Center. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin hadir untuk memberikan pemaparan materi, didampingi oleh Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Kepala Dinas Kesehatan P2KB, Kepala Bappeda Litbang, serta seluruh anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Probolinggo.
KANIGARAN -
Pemerintah Kota Probolinggo mengikuti Penilaian Kinerja Pencegahan dan
Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun
2025, Rabu (11/6) siang di ruang Command Center. Dalam kesempatan
tersebut, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin hadir untuk memberikan
pemaparan materi, didampingi oleh Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Kepala
Dinas Kesehatan P2KB, Kepala Bappeda Litbang, serta seluruh anggota Tim
Percepatan Penurunan Stunting Kota Probolinggo.
Sejumlah panelis hadir secara daring
dalam kegiatan tersebut. Diantaranya perwakilan dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, Bappeda, Dinas Kominfo, BKKBN, TP PKK Provinsi Jawa
Timur, Forum PAUD Jawa Timur, serta tokoh masyarakat lainnya.
Mengawali paparannya yang berjudul Upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Kota Probolinggo Tahun 2025,
Wali Kota dr. Aminuddin menyampaikan data mengenai prevalensi stunting
di Kota Probolinggo. Data tersebut mengacu pada hasil Survei Kesehatan
Indonesia (SKI) serta sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi
Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
“Data
Survey Kesehatan Indonesia Kementerian Kesehatan, prevalensi anak
stunting di Kota Probolinggo pada tahun 2023 adalah 31,80 persen,
capaian ini naik dari Tahun 2022 yakni 23,5 persen. Sedangkan
berdasarkan data bulan timbang yang dilaporkan ke e-PPGBM, prevalensi
stunting pada Tahun 2024 sebesar 9,88 persen turun sebesar 2,93 persen
dari Tahun 2023 yakni sebesar 12,81 persen,” terang wali kota.
Selanjutnya, Wali Kota dr. Amin juga
memaparkan sejumlah intervensi spesifik yang dilakukan dalam upaya
menurunkan angka stunting. Intervensi ini menyasar kelompok seperti ibu
hamil, ibu melahirkan/nifas/menyusui, bayi dan balita, serta remaja
putri dan calon pengantin.
“Untuk remaja putri atau calon
pengantin, kegiatan yang dilakukan antara lain, komitmen untuk
melaksanakan pemeriksaan kesehatan calon pengantin lintas agama,
pemeriksaan kesehatan calon pengantin, penyuluhan kesehatan,
pendampingan calon pengantin, aksi bergizi di sekolah, minum tablet
tambah darah dan skrining anemia remaja putri,” katanya.
Untuk menunjang berbagai upaya tersebut,
pemkot juga menghadirkan sejumlah inovasi yang disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik masyarakat. Di antaranya adalah Siskia Pro
Cantik (Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Probolinggo yang Cermat,
Andal, Teliti, Inovatif, dan Berkualitas), Sigap Pro (Sinergi Gerakan
ASN dan Masyarakat Tangani Stunting), Opera Genting (Optimalisasi
Posyandu Remaja dalam Upaya Pencegahan Stunting Sejak Dini), Sakera
(Sadar Kehamilan Harus Sehat), Si Denting (Aksi Pendampingan Penurunan
Stunting) dan masih banyak lainnya.
Masih
menurut wali kota, dirinya juga menerapkan strategi pentahelix, yakni
kolaborasi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, sektor swasta, dan
media massa, guna memperkuat sinergi dalam upaya percepatan penurunan
stunting.
“Pemerintah, yang mana perannya
optimalisasi Intervensi Spesifik dan Sensitif. Selain Pemerintah Kota
Probolinggo sendiri, instansi lain yang melakukan kegiatan terkait
stunting, antara lain, Kejaksaan Negeri melakukan Sosialisasi Cegah
Stunting, Pengadilan Negeri melakukan sinergitas dengan Pemerintah Kota
Probolinggo terkait pencegahan pernikahan dini,” jelas wali kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan
P2KB dr. NH Hidayati berharap, seluruh langkah dan inovasi yang telah
dilakukan dapat memberikan hasil nyata dalam menurunkan angka prevalensi
stunting di Kota Probolinggo.
“Dari hasil evaluasi ini nanti ke
depannya akan muncul tadi masukan-masukan dari panelis itu kan ada
banyak ya, mudah-mudahan mendapatkan solusi, penurunan stunting semakin
banyak dan stunting yang ada di Kota Probolinggo semakin rendah,”
harapnya. (dp/pin)