KANIGARAN
– Kinerja 100 hari kepemimpinan Wali Kota Probolinggo Aminuddin –
Wawali Ina Dwi dipaparkan kepada puluhan jurnalis, Kamis (5/6). Secara
gambling paparan itu disampaikan melalui dashboard publik digital.
"Bergerak Bersama, Mewujudkan Kota
Probolinggo yang Tangguh, Berkelanjutan, Sejahtera, Modern dan Adaptif."
Kalimat itu bukan sekadar slogan, tapi tonggak pijakan yang menandai
100 hari pertama kepemimpinan keduanya.
Hadir pula Sekretaris Daerah Ninik Ira
Wibawati, Ketua TP PKK Kota Probolinggo dr. Evariani, Asisten
Administrasi dan Umum Retno Fadjar Winarti, Kepala Diskominfo Aman
Suryaman dan kepala perangkat daerah lainnya.
Di
hadapan para jurnalis, dr. Aminuddin menyampaikan secara gamblang bahwa
revolusi pelayanan publik telah dimulai. Salah satu program yang
menyentuh langsung kehidupan masyarakat adalah percepatan santunan
kematian. "Kini tidak ada lagi warga menunggu. Saya atau bu wakil datang
setelah laporan dari kelurahan menyerahkan santunan Rp 750 ribu
maksimal dalam 3 hari," ujarnya disambut tepuk tangan.
Bagi pasangan ini, pertumbuhan ekonomi
dimulai dari kaki lima, pasar tradisional, dan UMKM lokal. Gerakan
Gerebek PATRA (ASN Pemerintah Kota Probolinggo Berbelanja di Pasar
Tradisional), Klinik UMKM, serta 29 kelurahan yang dipersiapkan
membentuk Koperasi Merah Putih adalah bukti bahwa ekonomi rakyat bukan
sekadar wacana.
Dalam bidang kesehatan, program SISKIA
Pro Cantik Reborn, kerja sama RSUD dan Baznas, serta penambahan
fasilitas di dua rumah sakit umum menjadi penanda seriusnya perhatian
terhadap kualitas hidup warga. Inovasi seperti Pos Lansia di Museum dr.
Saleh hingga “Nyerbu” (Nyemil Ikan Hari Rabu) menjadi cara unik
mengedukasi dan melayani masyarakat.
Salah satu inovasi yakni
dashboard.probolinggokota.go.id, pusat data digital terbuka yang
menjadikan layanan publik transparan, terintegrasi, dan bisa diakses
dari mana saja. Masa 100 hari bukanlah garis akhir, melainkan permulaan.
“Kami sudah merancang revitalisasi Alun-Alun, program 1 RW 1 Tossa,
peningkatan honor RT/RW, dan penguatan ruang terbuka hijau,” ucap dr.
Aminuddin. Visi mereka sederhana namun berdampak pada pembangunan yang
langsung dirasakan warga.
Hal senada juga diungkapkan Ina dalam
melaksanakan tugasnya sebagai wakil wali kota. “Pak Wali memberi ruang
bagi saya untuk berperan aktif. Kami punya visi yang sama, dan itu
menjadi kunci harmoni kami dalam bekerja. Kami tidak sekadar memimpin,
kami bergerak bersama,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa mereka berdua hadir
bukan hanya sebagai simbol kekuasaan, tetapi sebagai pasangan yang
saling melengkapi untuk perubahan nyata. “Kami tidak berlomba panggung,
tapi berpacu dalam pelayanan,” tegas Ina Dwi Lestari.
Begitu
pula kehadiran Ketua TP PKK Kota dr Evariani yang turut mendukung
program pemerintah kota dari segala lini. TP PKK mengambil peran
strategis karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. Ia ikut
menggerakkan warga dalam memajukan Kota Probolinggo. Melalui kegiatan
seperti, Goesaga (Goes Sapa Warga), Roadshow Posyandu, hingga peluncuran
Yayasan Puspita. Peran perempuan dalam pembangunan semakin kuat,
membuktikan bahwa pembangunan menyentuh hingga ke tingkat keluarga.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu
wartawan Radar Bromo, Arif Mashudi mengusulkan agar Pendapatan Asli
Daerah (PAD) ditingkatkan, salah satunya pajak resto. “Jangan sampai
pajak yang sudah kita bayar tidak disetorkan ke pemerintah daerah. Harus
lebih tegas terhadap pemilik resto nakal yang nunggak pembayaran
pajaknya,” pintanya.
Semua pertanyaan media direspons satu
per satu. Paparan ini disampaikan, agar masyarakat mengetahui sepak
terjang kinerja dalam proses pembangunan Wali Kota Aminuddin – Wawali
Ina. Sebagai bentuk keterbukaan informasi, serta pertanggungjawaban
amanah kepada masyarakat Kota Probolinggo. (yul/fa)