KANIGARAN
- Wali Kota Probolinggo dr. H. Aminuddin menghadiri Sarasehan Tokoh
Perempuan Lintas Agama se-Kota Probolinggo yang diselenggarakan oleh
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Jumat (20/6) siang di Puri
Manggala Bhakti, Kantor Walli Kota Probolinggo. Kegiatan yang mengusung
tema “Peran Perempuan dalam Penguatan Moderasi Beragama” ini diikuti
oleh sekitar 80 peserta dari berbagai elemen masyarakat lintas agama.
Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin
menyampaikan apresiasi rasa atas terselenggaranya kegiatan yang
dinilainya sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai kerukunan di
tengah keberagaman Kota Probolinggo.
“Saya bersyukur dan sangat mengapresiasi
kegiatan ini. FKUB terus berpikir bagaimana menjaga situasi dan kondisi
kota agar tetap kondusif. Selama ini pertemuan seringkali didominasi
tokoh laki-laki. Tapi ternyata masih kurang, karena peran tokoh
perempuan sangat vital,” ungkap Aminuddin yang disambut tepuk tangan
para peserta.
Wali
Kota Aminuddin menekankan bahwa perempuan memiliki peran strategis
dalam pengambilan keputusan, baik di lingkungan keluarga maupun
masyarakat. “Keputusan akhir banyak diambil oleh perempuan. Karena itu,
peran perempuan harus terus ditingkatkan. Mereka memiliki kemampuan luar
biasa, termasuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Dalam
pembangunan kota ini, kontribusi perempuan sangat besar, baik dalam
bidang kesehatan, pendidikan, maupun sosial,” tegasnya.
Sarasehan ini juga menjadi momen
refleksi atas 100 hari kepemimpinan dr. Aminuddin. Ia menyampaikan bahwa
situasi Kota Probolinggo yang aman dan damai tidak lepas dari kerja
sama semua pihak.
“Saya sepakat kegiatan seperti ini terus
dilanjutkan. Tidak hanya menyangkut isu perempuan, tapi juga menjadi
ruang diskusi inklusif untuk menyelesaikan berbagai persoalan kota,
sehingga kerukunan umat beragama di Kota Probolinggo semakin meningkat,”
imbuhnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota
Probolinggo Ahmad Hudri menjelaskan bahwa sarasehan ini merupakan
kegiatan pertama yang secara khusus melibatkan tokoh perempuan lintas
agama. Menurutnya, perempuan memiliki peran kunci dalam membentuk
generasi bangsa.
“Ketika perempuan tertata dengan baik,
mempersiapkan diri dengan baik, maka lingkungan pun akan terbentuk
dengan baik. Maka masa depan generasi juga akan terjaga. Karena itu FKUB
mendorong peran perempuan untuk lebih optimal,” jelasnya.
Ia
menambahkan bahwa moderasi beragama menjadi pilihan dalam membangun
harmoni dan toleransi antarumat beragama. “Moderasi inilah yang
mempertemukan antara agama dan negara, agama dan bangsa. Bahwa negara
dan agama bisa saling mengisi dalam irama yang indah, membangun
keberagaman Indonesia dengan prinsip keadilan dan kesetaraan,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, FKUB akan
menyelenggarakan program Pendidikan Kader Penggerak Moderasi Umat
Beragama setiap tahun, bekerja sama dengan TP PKK Kota Probolinggo.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala
Bakesbangpol Kota Probolinggo Muhammad Sonhadji, Plh. Kepala Kantor
Kemenag Ahmad Zaini, serta narasumber Ketua TP PKK dr. Evariani yang
menyampaikan materi bertema Sarasehan Perempuan Penjaga Harmoni Keluarga
dan Anggota DPD RI Lia Istifhamah yang membawakan materi tentang
Toleransi Umat Beragama. (dy/uby)