KANIGARAN—Program
Sekolah Rakyat yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto terus menjadi
perhatian serius pemerintah. Untuk segera merealisasikan program
tersebut, Menteri Sosial Saifullah Yusuf kembali mengunjungi Kota
Probolinggo, Rabu (14/5), untuk memantau kesiapan program prioritas ini.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul-panggilan
akrabnya, melakukan kunjungan ke salah satu lokasi Sekolah Rakyat di
Kota Probolinggo, yakni Rusunawa Mayangan. Ia ingin memastikan persiapan
Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo berjalan sesuai instruksi Presiden
RI Prabowo Subianto. Sehingga saat diluncurkan di bulan Juli mendatang,
Sekolah Rakyat sudah siap.
Gus Ipul memaparkan, Sekolah Rakyat ini
jadi jawaban dari isu kemiskinan dan pendidikan. Tampilan prototipe
bangunan dan gedung sekolah rakyat dan proses selektifitas calon siswa
sekolah rakyat harus terdata dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional
(DTSEN) kategori Desil 1 dan 2 yaitu kelompok keluarga miskin dan
ekstrem miskin.
“Kami
ingin memastikan sarana dan prasarana sudah siap, serta pelaksanaan
program ini benar-benar menyentuh masyarakat yang kurang mampu.
Sekolahnya sementara di Rusun Mayangan, mungkin sekitar setahun. Di
tahun kedua akan pindah ke sekolah yang dibangun oleh Presiden RI.
Tanahnya disiapkan oleh Pemerintah Kota Probolinggo sekitar 7,6 hektar.
Nantinya akan dibangun Sekolah Rakyat yang bisa menampung 1000 siswa
mulai jenjang SD, SMP, dan SMA. Untuk Kota Probolinggo akan dimulai di
jenjang SMP dan SMA,” ujarnya.
Gus Ipul memastikan proses seleksi calon
siswa untuk program Sekolah Rakyat tidak akan menyertakan tes akademik.
Proses verifikasi dan validasi dilakukan secara langsung melalui
kunjungan ke rumah (home visit). Petugas atau pendamping Program
Keluarga Harapan (PKH), lurah, camat, dan Badan Pusat Statistik (BPS)
akan bekerja sama melakukan pengecekan lapangan. Hasilnya akan
diverifikasi dan ditandatangani langsung oleh bupati atau wali kota
setempat.
“Jangan sampai nanti yang masuk malah
saudara RT, RW, atau saudara wali kota. Ini harus benar-benar miskin,
yang bahkan belum terdata mendapat bantuan sekalipun,” ucap Gus Ipul.
Sekolah Rakyat mengusung konsep unik
yakni menggabungkan pendidikan formal dan penguatan karakter dengan
sistem berasrama penuh. Hal ini dirancang agar pembinaan berlangsung
intensif selama 24 jam.
“Artinya mendapatkan pendidikan 24 jam
seperti di Pondok Pesantren. Pagi mendapatkan pendidikan formal seperti
sekolah-sekolah pada umumnya, sorenya ada pendidikan karakter.
Mudah-mudahan orang tua mendukung dan tidak boleh mengganggu
anak-anaknya sekolah, harus dikawal sampai selesai sekolahnya. Minimal
harus selesai hingga SMA, tidak boleh hanya sampai SMP karena wajib
belajar kita sudah 12 tahun,” tandasnya.
Gus Ipul juga memastikan guru yang akan
mengajar merupakan guru yang memiliki keahlian dan lolos seleksi serta
diawasi secara ketat.
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo dr.
Aminuddin didampingi Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari menyatakan
dukungannya untuk mewujudkan Sekolah Rakyat sesuai instruksi Presiden
RI. “Secara prinsip kita sudah siap dan sudah disurvei oleh Kementerian
Sosial dan PU. Tinggal ada beberapa kelengkapan untuk menunjang kegiatan
sekolah seperti dapur, sarana olahraga, dan musala yang akan dibangun.
Sementara mereka akan tinggal di sini nanti dan pelaksanaan belajar
nantinya di SDN Mayangan 4 yang sedang direnovasi. Di sini akan
digunakan untuk pendidikan karakter dan tempat tinggal,” ujarnya.
Wali
Kota dr. Aminuddin menambahkan progres penjaringan siswa Sekolah Rakyat
Kota Probolinggo kelas SMP dan SMA terdata 128 siswa. “Yang terdata
sekarang 128 siswa. Nantinya ada 2 rombongan belajar (rombel) tingkat
SMP dan 2 rombel tingkat SMA. Karena idealnya 1 rombel berisi 25 siswa.
Semoga memberikan harapan baru untuk menggapai masa depan yang lebih
baik dan memperbaiki standar hidup anak-anak yang nantinya akan mengubah
kondisi perekonomian keluarganya,” pesannya.
Dalam kegiatan ini juga diserahkan
bantuan secara simbolis kepada penerima manfaat berupa 5 alat bantu
disabilitas, 3 penerima bantuan kehidupan layak Atensi Paramita Mataram
dari total 170 penerima, 1 penerima bantuan nutrisi anak SR dari total
50 penerima dan 1 penerima bantuan nutrisi serta alat ibadah orang tua
SR dari total 50 penerima.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas
Sosial Provinsi Jatim, Sekda Kota drg. Ninik Ira Wibawati, para Asisten
dan Staf Ahli, Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemerintah
Kota Probolinggo, serta jajaran Kementrian Sosial RI. (mir/pin)