Mayangan
– Semangat pelestarian budaya lokal terus bergema di Kota Probolinggo.
Salah satunya terlihat dari kunjungan Wali Kota Aminuddin ke salah satu
sanggar batik ternama di Kelurahan Jati, Selasa siang (22/4). Didampingi
Kepala Bappeda Litbang Dyah Rini Sajekti, camat dan lurah setempat,
wali kota menyambangi Sanggar Batik Wasis Unik, rumah produksi batik
tulis khas Kota Probolinggo yang sarat nilai seni dan budaya.
Dalam kunjungannya, Dokter Amin sapaan
akrab wali kota mengaku kagum atas eksistensi dan kualitas karya para
pembatik lokal. Ia secara khusus menyoroti keunikan batik buatan Wasis
dan istri, pemilik sanggar tersebut.
“Saya sungguh terkesan dengan batik
Wasis. Karya mereka memiliki ciri khas yang berbeda dari pembatik lain.
Harapan saya, seni membatik ini bisa dikembangkan menjadi destinasi
wisata, di mana wisatawan bisa langsung merasakan pengalaman membatik,
meski hanya di atas selembar kain kecil, dan bisa membawanya pulang
sebagai oleh-oleh khas Probolinggo,” ungkapnya penuh semangat.
Wasis, pria kelahiran asli Probolinggo,
menceritakan perjalanan panjang usahanya. Dimulai dari usaha menjahit
dan bordir sejak tahun 1996, pada 2011 ia mulai merambah dunia batik
tulis atas arahan pemimpin daerah waktu itu yang tertarik dengan motif
bordirnya. Dari situlah Wasis mengikuti pelatihan membatik dan membangun
identitas usaha bersama sang istri, Unik. Nama sanggar “Wasis Unik” pun
lahir dari kolaborasi mereka berdua.
Produk-produk
hasil karya mereka sangat beragam, mulai dari pakaian, udeng (penutup
kepala), sepatu batik, hingga bordir, semuanya dikerjakan secara manual
dengan melibatkan masyarakat sekitar. Kini, sanggar tersebut telah
memberdayakan 30 pengrajin, baik dari lingkungan sekitar maupun daerah
lain di Kota Probolinggo. Jangkauan pemasarannya pun luas, tidak hanya
ke Pasuruan, Malang, Surabaya, Bandung dan Jakarta, tapi juga ke luar
pulau seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, bahkan menembus pasar
Malaysia dan Mesir.
“Kami ingin terus membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih luas,” ujar Wasis.
Prestasi pun telah banyak ditorehkan. Di
tahun 2010, Wasis meraih Juara 1 dalam ajang desain batik tingkat Jawa
Timur. Terbaru, di tahun 2024, ia kembali menyabet Juara 2 dan 3 dalam
lomba desain motif batik tingkat kota Probolinggo.
Harga batik di sanggar ini cukup
terjangkau, mulai dari Rp.100.000-an dengan desain eksklusif dan penuh
makna. Keunikan batik Wasis terletak pada motif yang memadukan unsur
tradisional dan modern, serta selalu menyisipkan isen-isen sebagai ciri
khasnya.
Bagi masyarakat yang ingin memiliki
batik Wasis, produk-produk ini dapat dibeli langsung di rumah produksi
di kawasan Jati, gerai Dekranasda, maupun melalui marketplace.
Kunjungan diakhiri dengan Wali Kota
Aminuddin yang menyempatkan diri melihat langsung proses membatik dan
berdialog dengan salah satu pengrajin. Sebuah bentuk dukungan nyata
untuk pelestarian budaya lokal sekaligus penguatan ekonomi kreatif di
Kota Probolinggo. (vv/uby)